THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 13 November 2008

BOS MINTA MAAF,,,,KENAPA TIDAK?????

Hari ini, secara tidak sengaja saat saya ke ruang accounting saya melihat sebuah majalh yang sudah "kadaluwarsa".Tapi ada sesuatu yang menarik disana buat saya, walaupun majalah tersebut marketnya adalah wanita.Tapi topik yang satu ini sangat menarik buat saya, kenapa????karena saya punya impian jadi pengusaha, punya anak buah dan mengendalikan bisnis saya pribadi sepenuhnya ( mimpi kaliee yah )? Tapi paling tidak ada manfaat yangd apat saya ambil dari isi majalah tersebut.Disini saya akan coba tulis ulang isi dari majalah tersebut>


Femina .No.07/XXXVI.14-20 Februari 2008 halaman 58 s/d 59.


Ungkapan maaf bisa membuat hubungan atasan dan bawahan semakin solid.

Ungkapan bahwa bos tak pernah salah, tidak berlaku lagi.Bahkan, menurut Sylvina Savitri, konsultan EXPERD, jika melakukan suatu kesalahan, atasan bisa menggunakan kesempatan itu untuk menunjukkan bahwa ia bisa menjadi role model bagi anak buahnya.Dengan meminta maaf, berarti ia menularkan kebudayaan yang baik di perusahaan.

LEWAT BERBAGAI CARA
Saat meminta maaf , seorang atasan bisa mendapatkan reaksi berbeda dari staff.Bisa jadi penerimaan yang baik atau justru sikap yang dingin.Namun, bagi seorang staff, permintaan maaf dari seorang atasan adalah suatu bentuk feedback , tak berbeda dari pujian atau kritikan.Mendapatkan feedback akan membuat seorang staff merasa menjadi seseorang yang diperhatikan.
Banyak cara meminta maaf.Secara langsung maupun tertulis."Jika belum terbiasa meminta maaf secara langsung, meminta maaf lewat kartu pun tidak masalah",kata Sylvana. Saat menyampaikan maaf secara tertulis, seorang atasan bisa mengandalkan kata kata yang menyentuh.Bisa dimulai dari menjelaskan duduk persoalan secara singkat dan diakhiri oleh kata kata, "Saya menyesal,"atau "I apologize."
Bahkan, meminta maaf lewat sikap, boleh saja dilakukan, daripada tidak sama sekali.Caranya, bisa memulai pembicaraan dengan topik baru, dibarengi sikap melunak.Bisa juga dengan menanyakan kabar bawahan dengan nada hangat, dikeesokan harinya.
Namun, apapun cara meminta maaf yang dipilih, sebaiknya tidak disertai sikap defensif.Misalnya, mencari kambing hitam atas kekeliruan.. Atau, mengungkapkan kata kata,"saya minta atas kekeliruan data saya kemarin.Sebenarnya itu juga karena informasi dari klien sudah terlambat sekali." Meskipun sikap defensif adalah reaksi natural, hal itu bisa menurunkan nilai tulus dari permintaan maaf.

MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Permintaan maaf yang disertai solusi boleh saja dilakukan, jika dianggap perlu.Sebagai atasan, sebaiknya juga menunjukkan power , dengan menyampaikan alasan permintaan maaf.
Misalnya, Jeihan, yang mengaku emosional dan marah pada staffnya.Penyebabnya, staffnya tidak menjalan kan tugas sesuai instruksi, sehingga hasil kerjanya kurang memuaskan.Setelah mampu meredam emosi,ia menyadari, kemarahannya telah menyakitkan hati orang lain.Ia datang ke meja staffnya dan mengucapkan,"maaf, tadi reaksi saya berlebihan.Mestinya saya tidak bersikap demikian.Namun, Anda tetap harus menyelesaikan masalah, dengan mengerjakan tugas sesuai instruksi saya sebelumnya, ya."
Menurut Sylvana, jangan mempercayai pendapat bahwa dengan berjalannya waktu akan membuat orang lupa pada suatu peristiwa pahit.Berawal dari sakit hati, hubungan bisa merenggang."Padahal, seorang atasan harus bisa menggerakkan seluruh staffnya untuk mencapai target."ungkap Sylvia.
Sebaliknya, atasan yang terbiasa meminta maaf, berarti menggunakan kesempatan untuk membangun kepercayaan."Semua orang paham,tidak mudah meminta maaf.Karena itu, atasan yang mampu meminta maaf dengan tulus, berarti ia telah menunjukkan jiwa besar.Hal itu akan memperkuat hubungan atasan dan bawahan,serta menciptakan rasa saling percaya."tambah Sylvia.
Atasan yang bersikap demikian,bisa memperdalam hubungan dengan para staffnya.Hubungan yang awalnya hanya sekedar basa basi, bisa bergeser lebih dekat..Kedekatan itu akan lebih mempermudah atasan untuk berkomunikasi, saat harus memberikan arahan.Namun,kemampuan itu memang memerlukan latihan.Makin matang seorang atasan ,makin mudah ia meminta maaf kepada siapapun, termasuk kepada staffnya..Namun, sebaiknya kemampuan itu disertai sikap sungguh sungguh.
Seorang atasan yang mampu meminta maaf, diibaratkan Sylvana seperti melakukan bounceback."Ia akan bisa meloncat lebih tinggi.Baik dalam bentuk ketrampilan pribadi, maupun mendapatkan simpati karena performanya sebagai atasan yang profesional.:




TIPS :
1. Meminta maaf akan lebih mudah dilakukan, bila anda yakin sikap itu akan membuahkan sebuah kemajuan bagi tim, bukan berarti untuk menjatuhkan reputasi anda sendiri.
2. Jangan biarkan persoalan berlarut larut.Lebih baik langsung menyampaikan maaf, daripada masalah terlanjur menjadi pembicaraan orang.
3. Sikap atasan adalah salah satu topik pembicaraan favorit para staff.Meminta maaf dengan simpatik, akan menjadi topik pembicaraan yang berefek positif bagi repusati anda.




WAAHHHhh kalo baca sih gampang banget.Bisa ga yah tar prakteknta kalo dah jadi bos beneran?????Semoga tulisan ini nanti dapat bermanfaat buat saya di waktu yang akan datang....

1 komentar:

pr4w4nk4mpung mengatakan...

Alangkah Harmonisnya jika tidak pernah ada pasl 1(Bos tidak pernah salah) dan pasal 2 (Jika Bos salah kembali kepasal 1). Mungkin.....